Dinamika sarana
perkeretaapian merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
sesuatu tentang pergerakan sarana yang dinilai dari berbagai aspek ,
pergerakan, sudut, rotasi, percepatan, pelambatan dan lain lain, semua
pergerakan dan akibatnya dapat dihitung untuk kemudian dijadikan kumpulan data
untuk menyimpulkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan pengoperasian sarana
perkeretaapian dan segala sesuatu yang terkait dengannya.
Pada posting kali ini, admin
mencoba berbagi sedikit tentang getaran pada pergerakan sarana perkeretaapian
yang dihitung kemudian dapat disimpulkan untuk menentukan taraf kenyamanan dan
keamanan pergerakan sarana tersebut.
Pengukuran getaran dilakukan
untuk mengetahui performansi getaran dari suatu kendaraan ditinjau dari tujuan
pengukuran yang dibedakan menjadi dua
macam pengukuran yaitu:
- Pengukuran
untuk keperluan riset, penelitian, dan pengembangan.
Misalkan pada
pembuatan kereta, gerbong atau bogie jenis baru, maka sebelum diproduksi secara
massal dilakukan penelitian yang berkaitan dengan performansinya menggunakan
alat ukur elektronik yang menggunakan sensor-sensor yang ditempelkan pada
komponen kereta atau gerbong yang akan diuji coba tersebut. Kemudian hasil
rekaman data tersebut dianalisa malalui Dynamic Analiser di laboratorium,
2. Pengaturan
getaran pada suatu produk dapat di rancang sedemikian rupa untuk kenyamanan
pengendaraan, salah satunya dengan alat ukur getaran mekanik yang bersifat
portable yang menghasilkan grafik pada kertas kemudian grafik tersebut
dianalisa untuk diadakan evaluasi terhadap kondisi peralatan tersebut.
Pembahasan kali ini admin akan
menjelaskan metode ride indeks dengan metode sperling, dari grafik hasil pengukuran yang dilakukan oleh alat ukur getaran mekanik
tersebut, sebagai contoh adalah menghitung tingkat kenyamanan kereta atau
gerbong, dengan perhitungan manual agar kita dapat mempelajarinya bersama.
Sebelumnya akan dijelaskan bahwa
dalam prasaran perkeretaapian khususnya mengenai jalur kereta api, dikenal
istilah listringan atau gerakan
horizontal atau goyanga dari kiri ke kanan atau sebaliknya, kemudian genjotan atau gerakan vertikan atau
goyangan dari atas kebawah dan sebaliknya. Pada pengujian sarana tersebut
dilakukan pada jalur yang telah di uji listringan dan genjotannya dalam kondisi
baik, sehinggan getaran vertical maupun horizontal yang terjadi murni terjadi
pada gerakan sarana itu sendiri. Perhatikan contoh gambar grafik hasil
pengujian gerbong kkbw dengan alat ukur getaran mekanik berikut:
Langkah pertama:
Menentukan daerah yang akan di
uji pada gambar, angka angka diatas gambar menunjukan lokasi Kilometer 205 +
200 meter. Sehingga area penelitian terdapat pada jalur sepanjang 200 m.
Langkah kedua
Menghitung jumlah gelombang yang
terdapat pada area tersebut, panjang satu gelombang adalah seperti pada gambar
berikut:
Sehingga jumlah gelombang didalam
area tersebut dapat dihitung, misalkan jumlah gelombang pada area gambar
tersebut adalah 30.
Kemudian adalah menghitung waktu
yang ditempuh dengan kecepatan yang tertera adalah 50 km/jam, pada jarak 200 m.
didapat 14,5 detik.
Setelah mengetahui waktu dan
jumlah gelombang dapat dihitung frekuensi getaran (f) nya dengan rumus f=jumlah gelombang : waktu, maka hasilnya f=
2,06 Cps dibulatkan 2 Cps.
Langkah berikutnya menentukan akselerasi
rata rata puncak (a), lihat pada
gambar cara mengukur a dengan
penggaris.
Dengan menghitung > av atau ah = (a tertinggi
+ a terendah):2 , misalkan didapatkan
nilai av=6 maka nilai a=((2.av): 2 . 4 ) . 4 mm = 6 mm, sehingga
dari semua yang telah diketahui dapat dimasukan kedalam rumus ride indeks yaitu
Pada gerbong R=0.896 ((a^3/f)^0,10)
Sehingga didapat kan nilai R = 1,43
Setelah mendapatkan nilai ride
indeks maka dapat kita lihat pada table nilai ride indeks
Berikut gambar table ride indeks nya.
Dengan standardisasi sebagai
berikut
Jika gerbong maks R=3,5
Jika kereta maks R=2,5
Jika lokomotif maks R = 3,0
Catatan:
Untuk nilai R pada kereta
dibedakan menjadi 2 terlebih dahulu yaitu
Rv=0.896 ((0.325 . a^3.f)^0,10)
Rh=0.896 ((0,8 . a^3.f)^0,10)
Jadi sekarang kita sudah
mengetahui bagaimana standard kenyamanan suatu sarana ditentukan..
terimakasih..
Thanks to Mr. Hartono AS. MM.