Selasa, 05 Februari 2013

STANDARDISASI RAMBU KESELAMATAN / PERINGATAN DILINGKUNGAN KERJA PT.KAI


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, dan pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan dilingkungan kerja PT.KAI , maka diterbitkan suatu aturan dalam bentuk keputusan direksi tentang standardisasi rambu keselamatan / rambu peringatan dilingkungan kerja PT.KAI dalam keputusan direksi nomor  Kep.U/LL.501/XI/1/KA-2012 tanggal 12 November 2012.
Dalam surat tersebut, disebutkan agar unit-unit kerja dilingkungan PT.KAI melakukan pemasangan rambu-rambu keselamatan yang sesuai dengan keputusan tersebut untuk keseragaman. Bagi rambu-rambu yang sudah terpasang sebelum keputusan tersebut di terbitkan tetapi formatnya tidak sesuai dengan format yang ditentukan dalam keputusan tersebut, maka pada saat penggantian hendaknya di sesuaikan dengan format sesuai dengan keputusan tersebut. ES kantor pusat, para EVP, VP dan GM UPT balai yasa, GM balai pelatihan dan KUPT gudang persediaan menjadi penanggung jawab terhadap pelaksanaan keputusan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan rambu-rambu keselamatan / peringatan adalah, Mengenali potensi bahaya sesuai dengan rambu yang akan dibuat/dipasang.Gambar/pictogram harus sesuai dengan potensi bahaya yang akan disampaikan.Lokasi pemasangan harus mudah terbaca/terlihat.Menentukan jarak baca aman minimum, dan ukuran rambu yang akan dipasang.Membuat rambu-rambu tersebut harus disesuaikan dengan data-data sebagaimana disebutkan diatas. Dengan adanya standardisasi tersebut merupakan upaya konkret dari komitmen pimpinan di PT.KAI tentang safety NO.KP.501/1/4/KA-2011 bahwa untuk terwujudnya keselamatan operasi kereta api , maka para pimpinan di PT.KAI berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dalam menyelenggarakan dan mengelola operasionalnya, serta berkeinginan kuat dalam mewujudkan keselamatan melalui kegiatan pengawasan dan evaluasi yang berkesinambungan. Kontak No.12 Thn.XXXIX Desember 2012.


Kamis, 17 Januari 2013

UJI KENYAMANAN SARANA DENGAN ILMU DINAMIKA SARANA PERKERETAAPIAN



Dinamika sarana perkeretaapian merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu tentang pergerakan sarana yang dinilai dari berbagai aspek , pergerakan, sudut, rotasi, percepatan, pelambatan dan lain lain, semua pergerakan dan akibatnya dapat dihitung untuk kemudian dijadikan kumpulan data untuk menyimpulkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan pengoperasian sarana perkeretaapian dan segala sesuatu yang terkait dengannya.
Pada posting kali ini, admin mencoba berbagi sedikit tentang getaran pada pergerakan sarana perkeretaapian yang dihitung kemudian dapat disimpulkan untuk menentukan taraf kenyamanan dan keamanan pergerakan sarana tersebut.
Pengukuran getaran dilakukan untuk mengetahui performansi getaran dari suatu kendaraan ditinjau dari tujuan pengukuran yang  dibedakan menjadi dua macam pengukuran yaitu:

  1. Pengukuran untuk keperluan riset, penelitian, dan pengembangan.
Misalkan pada pembuatan kereta, gerbong atau bogie jenis baru, maka sebelum diproduksi secara massal dilakukan penelitian yang berkaitan dengan performansinya menggunakan alat ukur elektronik yang menggunakan sensor-sensor yang ditempelkan pada komponen kereta atau gerbong yang akan diuji coba tersebut. Kemudian hasil rekaman data tersebut dianalisa malalui Dynamic Analiser di laboratorium,
         2. Pengaturan getaran pada suatu produk dapat di rancang sedemikian rupa untuk kenyamanan pengendaraan, salah satunya dengan alat ukur getaran mekanik yang bersifat portable yang menghasilkan grafik pada kertas kemudian grafik tersebut dianalisa untuk diadakan evaluasi terhadap kondisi peralatan tersebut.
    Pembahasan kali ini admin akan menjelaskan metode ride indeks dengan metode sperling, dari grafik hasil pengukuran  yang dilakukan oleh alat ukur getaran mekanik tersebut, sebagai contoh adalah menghitung tingkat kenyamanan kereta atau gerbong, dengan perhitungan manual agar kita dapat mempelajarinya bersama.
    Sebelumnya akan dijelaskan bahwa dalam prasaran perkeretaapian khususnya mengenai jalur kereta api, dikenal istilah listringan atau gerakan horizontal atau goyanga dari kiri ke kanan atau sebaliknya, kemudian genjotan atau gerakan vertikan atau goyangan dari atas kebawah dan sebaliknya. Pada pengujian sarana tersebut dilakukan pada jalur yang telah di uji listringan dan genjotannya dalam kondisi baik, sehinggan getaran vertical maupun horizontal yang terjadi murni terjadi pada gerakan sarana itu sendiri. Perhatikan contoh gambar grafik hasil pengujian gerbong kkbw dengan alat ukur getaran mekanik berikut:



    Langkah pertama:
    Menentukan daerah yang akan di uji pada gambar, angka angka diatas gambar menunjukan lokasi Kilometer 205 + 200 meter. Sehingga area penelitian terdapat pada jalur sepanjang 200 m.
     






    Langkah kedua
    Menghitung jumlah gelombang yang terdapat pada area tersebut, panjang satu gelombang adalah seperti pada gambar berikut:
     



    Sehingga jumlah gelombang didalam area tersebut dapat dihitung, misalkan jumlah gelombang pada area gambar tersebut adalah 30.
    Kemudian adalah menghitung waktu yang ditempuh dengan kecepatan yang tertera adalah 50 km/jam, pada jarak 200 m. didapat 14,5 detik.
    Setelah mengetahui waktu dan jumlah gelombang dapat dihitung frekuensi getaran (f)  nya dengan rumus  f=jumlah gelombang : waktu, maka hasilnya f= 2,06 Cps dibulatkan 2 Cps.


    Langkah berikutnya menentukan akselerasi rata rata puncak (a), lihat pada gambar cara mengukur a dengan penggaris.



     Dengan menghitung > av atau ah = (a tertinggi + a terendah):2 , misalkan didapatkan nilai av=6  maka nilai a=((2.av): 2 . 4 ) . 4 mm = 6 mm, sehingga dari semua yang telah diketahui dapat dimasukan kedalam rumus ride indeks yaitu
    Pada gerbong  R=0.896 ((a^3/f)^0,10)
    Sehingga didapat kan nilai R = 1,43
    Setelah mendapatkan nilai ride indeks maka dapat kita lihat pada table nilai ride indeks
    Berikut gambar table ride indeks nya.

    Dengan standardisasi sebagai berikut
    Jika gerbong maks R=3,5
    Jika kereta maks R=2,5
    Jika lokomotif maks R = 3,0
    Catatan:
    Untuk nilai R pada kereta dibedakan menjadi 2 terlebih dahulu yaitu
    Rv=0.896 ((0.325 . a^3.f)^0,10)
    Rh=0.896 ((0,8 . a^3.f)^0,10)
    Jadi sekarang kita sudah mengetahui bagaimana standard kenyamanan suatu sarana ditentukan.. terimakasih..
    Thanks to Mr. Hartono AS. MM.